Bekasi, jurnalfaktual.id – Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Bekasi, Tetik Atikah, menyatakan bahwa salah seorang guru di sekolahnya, yang berinisial JP, mengakui telah melakukan tindakan tidak senonoh terhadap seorang siswi. Hal ini diungkapkan Tetik kepada awak media pada Senin (25/8/2025).
Menurut pengakuan guru tersebut, tindakannya tersebut tidak dimaksudkan untuk melecehkan, melainkan hanya sebatas merangkul dan memegang. Namun, Tetik menjelaskan bahwa JP melakukan tindakan tersebut sebanyak dua kali, yaitu pada bulan April dan Agustus 2025.
Tetik menambahkan bahwa pihak sekolah telah memberikan teguran kepada JP setelah kejadian pertama agar tidak mengulangi perbuatannya. Namun, teguran tersebut tidak diindahkan, sehingga pihak sekolah memutuskan untuk menonaktifkan JP setelah siswi tersebut kembali menjadi korban dugaan pelecehan. Penonaktifan ini juga menyebabkan JP kehilangan jabatannya sebagai wali kelas.
Mengenai status JP sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), Tetik menegaskan bahwa kewenangan untuk memberikan sanksi lebih lanjut berada di tangan Pemerintah Kota Bekasi. Pihak sekolah juga mempersilakan para alumni yang merasa menjadi korban untuk melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bekasi.
Sebelumnya, puluhan alumni SMPN di Bekasi menggelar aksi demonstrasi di depan sekolah pada Senin siang, menuntut agar kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh JP diusut tuntas. Para peserta aksi membentangkan spanduk dan menyampaikan orasi untuk menyuarakan tuntutan mereka.
