Total 41.800 Warga Tewas, Mengenang 1 Tahun Genosida Palestina

Lukman Sanjaya By Lukman Sanjaya
7 Min Read
Diplomasi di Tengah Konflik, Armenia Berikan Lampu Hijau untuk Palestina!
Diplomasi di Tengah Konflik, Armenia Berikan Lampu Hijau untuk Palestina!
- Advertisement -

jfid – Sudah satu tahun setelah genosida di Palestina dimulai pada 7 Oktober 2023, tetapi dampaknya masih sangat terasa di seluruh dunia.

Konflik ini bukan hanya tentang angka, bagaimanapun dalam lebih dari 41.800 warga Palestina berakibat tewas, terutama wanita dan anak-anak, dan puluhan ribu lainnya terluka.

Tapi yang lebih dasar adalah bagaimana aspek kemanusiaan dari tragedi ini dilihat oleh dunia; dan bagaimana hak asasi manusia sudah ditekan oleh kekuatan militer terbesar dunia.

Sejak awal, genosida ini telah menimbulkan kecaman luas dari seluruh dunia dan berbagai institusi internasional.

Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB, misalnya, mengeluarkan sejumlah resolusi yang mendesak untuk gencatan senjata segera dan bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza.

Namun, seruan ini tampaknya sia-sia karena agresi Israel malah menyebar ke wilayah lain seperti Lebanon dan bahkan Iran.

Di Indonesia, solidaritas bagi Palestina begitu sama kuat. Pemerintah dan rakyat Indonesia secara konsisten mengutuk tindakan brutal ini ke semua institusi internasional serta menunjukkan dukungan untuk Palestina di berbagai forum internasional.

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dengan jelas mengecam Israel karena pembohongannya yang mengklaim ingin perdamaian, sementara serangan udara terus berlanjut – termasuk yang belum pernah terjadi di sebelumnya Beirut.

Akar Masalah: Penjajahan dan Pelanggaran HAM

Untuk mengetahui mengapa situasinya berlarut-larut begini, kita perlu melihat lebih ke belakang lagi. Konflik antara Israel dan Palestina sudah berlangsung lebih dari 76 tahun, berawal dari pembumi hangusan besar-besaran rakyat Palestina dari tanah airnya sendiri.

Jalur Gaza telah menjadi simbol perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel. Serangan genosida yang dimulai pada Oktober 2023 ini hanyalah kelanjutan dari konflik yang tak pernah benar-benar berakhir.

Sejarah berulang

Orang-orang Palestine selalu ditumbangkan,hak-hak mereka dirusak.Khalayak itu diacak-acak Oleh gang besar perusuh Pada kepulangan (iliran 2023), Hamas tiba-tiba menyerang wilayah Israel.

Walaupun serangan ini diklaim sebagai pembalasan oleh pihak Israel, sebenarnya ia adalah satu serangan terlalu besar dan brutal untuk disebut sebagai tindakan defensif semata.

Dilain pihak Israel telah lama menjadi kekuatan dominan di daerah itu. Berbagai faktor antara lain berkat dukungan dari beberapa negara besar.

Tetapi dukungan dunia pada umumnya makin kecilnya mendukung Israel, makin tersadar akan pelanggaran HAM Yang mereka lakukan.

Diadakan beberapa negara menyatakan perlunya keadilan bagi Palestina sambil mendesak bahwa Israel harus dihukum karena genosidenya.

Tindakan Dunia dan Kita

Satu tahun genosida tersebut juga Didikan suatu hal jaDi untuk banyak negara dan organisasi internasional. Dukungan terhadap Palestin Dangat semakin kuat bukan saja di kalangan negara Islam melainkan Dalam.

efek juga di kalangan berbagai segmen Negara lain lagi, yang menghargai keadilan dan hak asasi manusia. Menteri luar negeri China, Wang Yi menilai masalah Palestina sebagai luka Besar Bagi hati nurani manusia; adalah suatu peringatan bagi seluruh dunia.

Bahkan, Dalam pidato masa sidang negara Amerika sedunia, Islandia menyatakan melalui menteri luar negerinya, Thordis Gylfadottir bahwa ‘tak boleh ada negara yang berada Terhadap hukum internasional ‘, termasuk juga Israel.

Semakin banyak organisasi kemanusiaan yang berbasis di Eropa dan Amerika Latin, Bahkan juga banyak delegasi negara-negara tingkan sehingga menyerukan untuk memusnahkan produk Israel dan menghentikan kekerasan yang dilakukan Israel kepada rakyat Palestine.

Di Indonesia MUI (Majlis Ulama Indonesia) telah menyatakan boikot terhadap produk Israel dan yang terafiliasi sebagai wujud solidaritas.

Kenangan Pahit

Tahun ini telah menjadi masa yang sangat berat bagi rakyat Palestina, terutama di Gaza. Banyak yang kehilangan anggota keluarga, rumah mereka hancur, dan kehidupan mereka hancur akibat perang yang tak kunjung usai.

Ibu-ibu kehilangan anak-anak mereka, ayah-ayah menyaksikan rumah-rumah mereka dihancurkan. Trauma yang ditinggalkan oleh serangan militer Israel ini sulit dihapus, terutama bagi anak-anak yang harus dilatih dalam dunia perang.

Lebih dari 1,2 juta orang dipaksa mengungsi ke dalam tenda-tenda yang penuh sesak, tanpa akses kepada air bersih, tanpa tenaga listrik, biasa mereka butuhkan. Kondisi ini membaik lagi dengan diterapkannya blokade Israel, yang membuat bantuan kemanusiaan sulit untuk diantar masuk.

Gaza, sebuah tempat yang mulanya dikenal dengan salah satu kemacetan terbesar dunia, kini menjadi kota perang, di mana warga biasa paling tak berdaya menjadi korban utama.

Tetapi semangat perlawanan di Palestina tetap sangat kuat. Mereka tak pernah mau berhenti bermimpi untuk hidup di tanah mereka sendiri yang merdeka, itu terlepas dari penjajahan serta kekerasan.

Ketegaran ini pun akan mulai mempengaruhi dunia, ketika seluruh rakyat Palestina tanpa terkecuali, tetap gigih memperjuangkan haka-hak mereka sendiri, biarpun berada dalam keadaan sangat tergopoh-gopoh.

Apa yang Harus Kita Lakukan?

Seperti anggota masyarakat dunia yang peduli pada kemanusiaan, kita bisa berkontribusi dengan berbagai cara. Salah satu cara yang paling sederhana ini ialah menyebarkan kesadaran mengenai situasi di Palestina.

Media massa sering tendensius pemberitaannya tentang konflik tersebut, jadi kita harus rajin mencari informasi yang benar serta mengirimkannya kepada rekan kita.

Dalam melawan produk Israel, boikot barang-barang tersebut juga merupakan salah satu bentuk solidaritas kita. Walaupun kecil, masih bisa menghasilkan dampak. Di Bagan, internasional yang lebih sedar telah mendorong tindakan tegas terhadap Israel.

Dan kita akan terus mendorong pemerintahan kita agar terus bersuara terbuka di pentas-petas intemasional beberapa hal yang bagi membantu Palestina di

Tahun ini berjabaran genosida, Palestina masih dihitamkan. Tapi dengan semakin akrabnya solidaritas antarbangsa, ada harapan bahwa suatu hari nanti mereka dapat mencapai kebebasannya secara semuanya.

Marilah kita tetap setia mendukung dengan semua cara yang kita dapat, untuk keadilan manusia dan orang yang lebih baik.

- Advertisement -
Share This Article