Pendiri Telegram, Pavel Durov, Ditangkap di Prancis atas Dugaan Aktivitas Kriminal

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
2 Min Read
Pendiri Telegram, Pavel Durov, Ditangkap di Prancis atas Dugaan Aktivitas Kriminal (Ilustrasi)
Pendiri Telegram, Pavel Durov, Ditangkap di Prancis atas Dugaan Aktivitas Kriminal (Ilustrasi)
- Advertisement -

jfid – Pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov, ditangkap oleh otoritas Prancis pada Sabtu malam, 24 Agustus 2024, di Bandara Le Bourget, Prancis.

Penangkapan ini terkait dugaan bahwa Telegram gagal mencegah penggunaan platformnya untuk berbagai aktivitas kriminal, termasuk penipuan, perdagangan narkoba, dan penyebaran konten kekerasan terhadap anak di bawah umur.

Surat perintah penangkapan tersebut dikeluarkan oleh Ofmin, sebuah lembaga Prancis yang menangani kasus kejahatan anak dan kejahatan siber.

Telegram, yang didirikan oleh Pavel dan saudaranya Nikolai Durov, merupakan salah satu aplikasi perpesanan yang paling populer di dunia dengan sekitar 900 juta pengguna aktif.

Telegram dikenal karena kebijakannya yang relatif ringan dalam moderasi konten, yang telah menimbulkan kekhawatiran bahwa platform tersebut digunakan untuk aktivitas kriminal dan penyebaran materi ekstremis.

Kedutaan Besar Rusia di Paris segera meminta klarifikasi dari otoritas Prancis mengenai penangkapan ini dan mengajukan permintaan untuk akses konsuler kepada Durov. Mereka juga tengah berkoordinasi dengan pengacara Durov untuk memastikan hak-haknya terlindungi selama proses hukum ini berlangsung.

Dampak dari penahanan Durov langsung terasa di sektor keuangan, di mana mata uang kripto terkait Telegram, Toncoin, mengalami penurunan drastis hingga 23%. Reaksi terhadap penangkapan ini juga muncul dari berbagai pihak, termasuk Elon Musk yang memulai kampanye media sosial dengan tagar #FreePavel, menyerukan pembebasan Durov.

Telegram didirikan oleh Pavel Durov setelah ia meninggalkan Rusia pada tahun 2014 akibat tekanan dari otoritas negara tersebut. Sebelum mendirikan Telegram, Durov dikenal sebagai pendiri jejaring sosial Rusia, VKontakte, yang kemudian ia jual.

Sejak meninggalkan Rusia, Durov tidak lagi memiliki hubungan resmi dengan negara asalnya, meskipun masih ada spekulasi mengenai kewarganegaraannya.

Dengan penangkapan ini, Telegram dan Pavel Durov kembali menjadi sorotan internasional terkait kebijakan platform dan dampaknya terhadap keamanan global.

- Advertisement -
Share This Article