jfid – Abdul Aziz, nama yang santer dan tak asing didengar di kalangan aktivis PMII (Komisariat Universitas Trunojoyo Madura) pada eranya. 2018 silam, kiprahnya bukan hanya di kampus yang menjadi teritorial ia mengasah kegigihannya sebagai aktivis.
Abdul Aziz semasa mahasiswa dikenal sebagai pemikir yang memiliki sudut pandang kuat pada tradisi NU. Ia menjadi manusia pengamal, kuliah dan sering terlihat berjamaah di masjid. Jika boleh saya menyebutnya sebagai mahasiswa sarungan.
Beberapa tahun berlalu, saya bertemu Abdul Aziz. Tapi tidak sebagai mahasiswa, Aziz (sapaan lekatnya) ia bersepatu hitam, dengan pakaian kontras yang menunjukkan sebagai profesional.
“Saya berangkat dulu ke pengadilan,” sapa Aziz beberapa tahun yang lalu di kantor Lembaga Bantuan Hukum Achmad Madani Putra & rekan-rekan. Jl raya Lenteng, Kebunagung.
Abdul Aziz memulai karier profesionalnya sebagai advokat. Ia bergabung dengan LBH Achmad Madani Putra & Rekan- rekan.
Sejak 2020, Abdul Aziz diberikan kepercayaan sebagai kepala bidang pidana di LBH tempat pertama ia menginjakkan karir profesionalnya sebagai advokat.
Lelaki kelahiran 1993 tersebut, menjadi patronase pemuda di kabupaten Sumenep. Bagaimana tidak, di usianya yang genap 30 tahun, Abdul Aziz melompat sebagai penyelenggara pemilu. Namun, pengalamannya tak diragukan. Pada 2023 silam, jurnalfaktual.id meliput kegiatan sosialisasi Bawaslu Pamekasan, dan Abdul Aziz bicara sebagai pemateri.
Saya sangat ingat apa yang diucapkan Kamarullah, ketua LBH Achmad Madani Putra & Rekan-rekan.
“Abdul Aziz memiliki kekuatan pikiran dan kematangan ide melampaui usianya,” ucap Kamarullah, ketua LBH Achmad Madani Putra & Rekan-Rekan.
Sebagai penutup, segenap redaksi jurnalfaktual.id mengucapkan selamat untuk Abdul Aziz, SH dengan dilantiknya sebagai komisioner KPU Sumenep terpilih periode 2024-2029.