jfid – Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah resmi mengumumkan kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras medium dan premium sebagai langkah strategis dalam menstabilkan pasokan dan harga beras di tengah dinamika harga komoditas global dan dampak perubahan iklim terhadap produksi pangan nasional.
Arief Prasetyo, Kepala Bapanas, menyatakan bahwa penetapan HET baru ini memperkuat kebijakan relaksasi yang sebelumnya telah diterapkan.
Penyesuaian harga ini merupakan bagian dari upaya menyeluruh untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras, serta memastikan kebijakan di tingkat produksi selaras dengan kebijakan distribusi.
Perubahan HET ini mencerminkan kompleksitas pasar dan tantangan yang dihadapi oleh sektor pertanian.
Dengan menyelaraskan harga di tingkat petani dan konsumen, diharapkan tercipta keseimbangan yang esensial bagi stabilitas ekonomi.
Namun, tantangan tetap ada. Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara produksi dan distribusi dalam rantai pasokan beras, sebuah tugas yang membutuhkan keterlibatan semua pemangku kepentingan di sektor perberasan.
Untuk wilayah Jawa, Lampung, dan Sumatera Selatan, HET beras medium ditetapkan menjadi Rp 12.500 per kilogram (kg) dan beras premium menjadi Rp 14.900 per kg.
Sementara itu, di wilayah lain seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, dan Kepulauan Bangka Belitung, HET beras medium ditetapkan menjadi Rp 13.100 per kg dan beras premium Rp 15.400 per kg.
Kenaikan harga ini tentu memiliki dampak signifikan bagi konsumen dan produsen.
Namun, dengan kerjasama yang baik dan kebijakan yang tepat, diharapkan ketersediaan dan keterjangkauan beras bagi seluruh masyarakat Indonesia dapat tetap terjamin.
