PBNU Dapat Konsesi Tambang: Elite Agama Bakal jadi Konglomerat Baru nih…

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
5 Min Read
PBNU Dapat Konsesi Tambang: Elite Agama Bakal jadi Konglomerat Baru nih…
PBNU Dapat Konsesi Tambang: Elite Agama Bakal jadi Konglomerat Baru nih…
- Advertisement -

jfid – Bayangkan bangun tidur, ngopi sebentar, terus buka berita, dan disambut dengan headline menggelegar: “PBNU Dapat Konsesi Tambang”. Serasa lagi mimpi buruk campur mimpi indah, ya?

Tapi ini nyata, teman-teman! Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekarang resmi punya izin untuk mengelola tambang batu bara. Siap-siap lihat kiai jadi juragan tambang!

Langkah ini bikin banyak orang bengong dan tak sedikit juga yang geram. Di satu sisi, ada yang berteriak “Hore! Kesempatan untuk meningkatkan ekonomi umat!”

Namun di sisi lain, ada yang sinis, “Wah, elite agama bakal jadi konglomerat baru nih. Siap-siap lihat kiai pakai kacamata hitam Gucci naik Lamborghini.”

Ad image

Kisah ini memang ibarat sinetron campur reality show. Kalau biasanya kita dengar kiai-kiai ini sibuk mengurusi masalah agama dan moral, sekarang mereka bakal sibuk juga urusin tambang batu bara.

Tiba-tiba terbayang, kiai dengan jubah dan surban lengkap, berdiri di depan alat berat di lokasi tambang sambil berkata, “Bismillah, mulai menggali!”

Analisis Tipis-Tipis: Ekonomi dan Politik

Secara teori, langkah ini bisa diartikan sebagai upaya diversifikasi ekonomi NU yang selama ini lebih banyak bergantung pada donasi dan usaha kecil.

Ekonomi kerakyatan ala Nahdlatul Tujjar, yang digagas oleh KH Hasyim Asy’ari, sebenarnya mendorong kemandirian ekonomi berbasis komunitas dan gotong royong. Namun, tambang batu bara? Ini levelnya sudah beda, Bung!

Kebijakan pemberian konsesi tambang ini oleh pemerintah jelas punya tujuan politis. Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengatakan bahwa izin usaha pertambangan (IUP) untuk PBNU ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui ormas keagamaan.

Dalam praktiknya, ini bisa menjadi alat untuk mengonsolidasikan dukungan politik dari basis massa NU yang cukup besar.

Namun, ada kekhawatiran bahwa ini bisa berujung pada elitisme dan oportunisme. Para kiai dan pengurus NU sering kali dianggap lebih fokus pada kekuasaan dan status daripada pelayanan masyarakat.

“Yang kenyang cuma yang di meja makan, yang lain cuma dapet bau sedapnya doang,” sindir seorang tetangga saya yang selalu sinis terhadap kebijakan pemerintah.

Pengaruh Politik dalam Organisasi Keagamaan

Sejak era pemerintahan Jokowi, kita memang sering melihat tokoh-tokoh NU yang terlibat aktif dalam politik.

Misalnya, dukungan NU sangat penting dalam kemenangan Jokowi pada Pilpres 2019, dan banyak tokoh NU menduduki posisi strategis dalam pemerintahan.

Di satu sisi, ini menunjukkan kekuatan politik NU yang besar, tapi di sisi lain, ini juga menimbulkan pertanyaan tentang integritas dan fokus organisasi ini.

Gus Yahya, Ketua Umum PBNU, yang sering tampil kalem dan diplomatis, kini harus menjawab tantangan besar. Kalau pengelolaan tambang ini sukses, namanya bisa melambung tinggi.

Tapi kalau gagal, bisa-bisa dia jadi bahan meme di media sosial. Orang-orang akan berkata, “Dulu berdakwah, sekarang jadi pebisnis tambang. Aduh, Gus!”

Kenyataan di Lapangan

Fakta bahwa banyak warga NU masih berada dalam garis kemiskinan menjadi ironi tersendiri. Meskipun para elitnya terlihat sukses dan kaya, banyak anggota biasa yang masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Para kiai dan pengurus yang dihormati kadang-kadang terlihat lebih peduli pada status dan kekayaan pribadi daripada nasib tetangganya yang miskin.

Tetangga saya yang suka ngobrol di warung kopi bilang, “Ini sih kiai udah kaya bintang film aja. Sebentar lagi, mereka bukan cuma ceramah di masjid, tapi juga di panggung investor!”

Dalam perspektif ekonomi, langkah ini bisa dilihat sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan organisasi melalui diversifikasi usaha. Namun, dalam perspektif sosial dan moral, ini bisa menimbulkan banyak masalah jika tidak dikelola dengan baik.

Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci utama untuk memastikan bahwa keuntungan dari tambang ini benar-benar digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan umat, bukan hanya untuk memperkaya segelintir elit.

Jadi, mari kita tunggu saja, apakah konsesi tambang ini akan jadi berkah besar bagi PBNU dan seluruh umat, atau hanya sekadar berita sensasional yang bikin kita geleng-geleng kepala.

Yang jelas, dunia ini memang penuh kejutan. Siapa sangka, PBNU yang identik dengan kegiatan keagamaan, sekarang bakal merambah dunia pertambangan. Ah, hidup ini memang penuh warna!

- Advertisement -
Share This Article