Jfid – Kegiatan study tour telah lama menjadi bagian dari pengalaman belajar siswa di berbagai institusi pendidikan.
Namun, belakangan ini, study tour semakin diperbincangkan karena beberapa insiden yang menimbulkan pertanyaan tentang tujuan sebenarnya dari kegiatan ini.
Artikel ini akan membahas perbedaan antara pandangan positif dan dugaan negatif terkait study tour, serta menggali lebih dalam tentang apa sebenarnya yang bisa didapatkan oleh para siswa dari pengalaman ini.
Study tour adalah kegiatan di luar kelas yang bertujuan memberikan pengalaman belajar nyata kepada para siswa.
Namun, tidak semua pihak sepakat dengan manfaat sebenarnya dari study tour.
Beberapa orangtua siswa merasa bahwa kegiatan ini hanya membebani kantong mereka, sementara yang lain menganggapnya sebagai ladang bisnis bagi oknum tertentu.
Prinsipnya, tidak ada yang salah dengan study tour bila dijalankan dengan langkah yang benar.
Kegiatan ini dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih nyata, konkret, dan bermakna bagi para siswa.
Dengan mengunjungi tempat-tempat yang memiliki nilai edukasi, budaya, sejarah, atau wisata, siswa dapat melihat dan merasakan langsung apa yang diajarkan di dalam kelas.
Namun, banyak yang menganggap study tour sebagai ladang bisnis oknum tertentu.
Mereka berpendapat bahwa iuran yang dibayarkan oleh orangtua siswa sering kali tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh.
Beberapa warganet bahkan menyindir bahwa study tour lebih menguras kantong daripada memberikan pengalaman belajar.
Penting bagi pihak sekolah dan orangtua siswa untuk memastikan bahwa study tour dijalankan dengan tujuan yang jelas dan benar.
Jika dilakukan dengan baik, kegiatan ini dapat memberikan pengalaman belajar yang berharga bagi para siswa.
Namun, jika disalahgunakan, study tour bisa saja menjadi ladang bisnis yang merugikan.
Oleh karena itu, perlu adanya pengawasan dan transparansi agar manfaat sebenarnya dari study tour dapat dirasakan oleh semua pihak.
Semoga artikel ini memberikan wawasan baru dan menghibur para pembaca! 😊📚🚌
