Gencatan Senjata Semu? Tragedi Gaza Tunjukkan Kegagalan Diplomasi

fahira By fahira
3 Min Read
Gencatan Senjata Semu? Tragedi Gaza Tunjukkan Kegagalan Diplomasi
Gencatan Senjata Semu? Tragedi Gaza Tunjukkan Kegagalan Diplomasi
- Advertisement -

jfid – Gaza, Palestina – Gencatan senjata di Gaza yang diharapkan menjadi solusi perdamaian ternyata menjadi tragedi yang menunjukkan kegagalan diplomasi.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk pertama kali menyetujui resolusi gencatan senjata di Gaza, sejak perang antara Israel dan Hamas berkobar pada 7 Oktober 2023. Namun, harapan tersebut tampaknya menjadi semu.

Resolusi gencatan senjata disetujui DK PBB dalam pemungutan suara pada sidang di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, AS, Senin (25/3/2024).

DK PBB menegaskan kembali tuntutannya agar tak ada lagi hambatan terhadap penyediaan bantuan kemanusiaan dalam skala besar.

Ad image

Namun, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengatakan melalui akun X (Twitter), Senin (25/3/2024), bahwa negaranya tidak akan mematuhi resolusi tersebut.

Resolusi gencatan senjata di Gaza disetujui oleh 14 dari 15 negara anggota DK PBB, dan hanya satu negara yang menyatakan abstain, yakni Amerika Serikat.

Dilansir Al Jazeera, AS telah berulang kali menggunakan hak veto untuk menggagalkan resolusi yang memberikan tekanan kepada Israel.

Namun, AS mulai menunjukkan kekecewaan terhadap sekutunya itu, seiring meningkatnya jumlah korban sipil dan peringatan PBB soal potensi bencana kelaparan di Gaza.

Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield menyalahkan Hamas atas keterlambatan pengesahan resolusi gencatan senjata. Ia mengatakan, alasan AS abstain adalah ketidaksetujuan mereka terhadap isi resolusi.

“Beberapa perubahan penting tertentu diabaikan, termasuk permintaan kami untuk menambahkan kecaman terhadap Hamas,” kata Thomas-Greenfield.

Indonesia, sebagai salah satu anggota PBB, juga menunjukkan kekecewaannya. “Saya sangat menyesalkan kegagalan Dewan Keamanan dalam mengadopsi gencatan senjata kemanusiaan di Gaza meskipun lebih dari 102 negara, termasuk Indonesia, ikut mensponsori resolusi tersebut,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di platform media sosial X, Sabtu, 9 Desember 2023.

Konflik Israel dan Palestina memanas setelah Hamas menyerang serta menginfiltrasi wilayah Israel pada 7 Oktober 2023.

Kemudian, Israel melancarkan serangan balik ke Gaza dan wilayah Palestina lainnya.

Dengan kegagalan gencatan senjata ini, pertanyaan besar yang muncul adalah, apakah diplomasi internasional masih efektif dalam menyelesaikan konflik-konflik global?

Ataukah kita hanya menyaksikan sebuah gencatan senjata semu yang tidak lebih dari sekadar retorika belaka?

Sumber: Kompas, Tempo

- Advertisement -
Share This Article