21. “Kita bisa menghargai kesenangan itu, lebih bersyukur.”
22. “Bisnis kecimpring ini harus dipertahankan sebisanya. Jangan sampai tutup. Sebab banyak orang yang nafkah keluarganya datang dari sini.”
23. “Tidak perlu menjadi pemimpin untuk disegani. Karisma dan kewibawaan diri lebih memiliki andil daripada kekuasaan.”
24. “Harus akang yang nego. Ini sudah urusan level atas.”
25. “Kalau kita lupa bersyukur, setidaknya kita punya kenangan. Pernah jadi orang susah.”
26. “Anak buah bisa jadi bekas anak buah.”
27. “Papih selalu duduk, di tempat teteh sekarang duduk.”
28. “Terkadang masalah itu datang hanya untuk mengetahui seberapa berani kamu untuk menghadapinya.”
29. “Anak itu bukan hanya diberi makan biar hidup. Tapi juga harus dididik biar bener.”
30. “Kalau tetap kumpul, kita harus akur. Kalau terpaksa berpisah, kita saling mendoakan saja.”
31. “Belajar masak buat perempuan itu bukan hobi, tapi keharusan.”
32. “Saya mau belajar bekerja sama dari tim sepakbola, bagaimana sekelompok orang berjuang bersama-sama untuk meraih sebuah kemenangan. Bukan dengan saling mengandalkan, tapi saling mendukung dan mempercayai.”
33. “Jangan keluhkan hidup susah kamu pada saya. Saya pernah merasakannya sendiri dalam waktu yang cukup lama. Mungkin lebih lama dari masa hidup susah kamu.”
34. “Kita mau di mana, kita mau ke mana. Mau kumpul atau berpisah. Kita masih satu keluarga.”
35. “Kalau dekat dengan gadis itu, kamu harus hati-hati. Jangan sampai dia terluka, apalagi kalau yang terluka itu hatinya.”
Kata-kata bijak Kang Mus tidak hanya menginspirasi, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya memilih jalan yang benar dalam kehidupan.
Meskipun terjerat dalam masalah narkoba, kebijaksanaannya tetap bersinar sebagai sumber inspirasi bagi banyak orang.


