Yugoslavia adalah sebuah negara federasi yang terbentuk pada tahun 1918, setelah runtuhnya Kekaisaran Austria-Hungaria akibat Perang Dunia I.
Negara ini terdiri dari enam republik, yaitu Serbia, Kroasia, Slovenia, Bosnia-Herzegovina, Makedonia, dan Montenegro, serta dua provinsi otonom, yaitu Kosovo dan Vojvodina.
Yugoslavia dipimpin oleh seorang pemimpin komunis yang karismatik, Josip Broz Tito, dari tahun 1945 hingga 1980. Di bawah kepemimpinan Tito, Yugoslavia berhasil mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan, meskipun terdiri dari berbagai etnis, agama, dan bahasa yang berbeda.
Tito juga menjalin hubungan baik dengan Barat dan Timur, tanpa bergabung dengan salah satu blok dalam Perang Dingin.
Namun, setelah Tito meninggal pada tahun 1980, Yugoslavia mulai mengalami krisis politik dan ekonomi. Nasionalisme dan separatisme mulai tumbuh di antara republik-republik yang merasa tidak puas dengan dominasi Serbia, yang merupakan republik terbesar dan terkuat di Yugoslavia.
Selain itu, runtuhnya komunisme di Eropa Timur pada akhir tahun 1980-an juga memicu gelombang demokratisasi dan kemerdekaan di berbagai negara, termasuk di Yugoslavia.
Pada tahun 1990, Yugoslavia mengadakan pemilu multipartai pertama, yang menghasilkan kemenangan partai-partai nasionalis di beberapa republik.
Pada tahun 1991, Slovenia dan Kroasia menyatakan kemerdekaan dari Yugoslavia, yang memicu reaksi keras dari pemerintah pusat yang dipimpin oleh Milosevic, yang saat itu menjabat sebagai Presiden Serbia.
Milosevic mengirim pasukan federal untuk menghentikan pemisahan diri kedua republik tersebut, namun gagal. Slovenia berhasil mempertahankan kemerdekaannya setelah perang singkat, sementara Kroasia mengalami perang saudara yang berkecamuk selama empat tahun.
Pada tahun yang sama, Bosnia-Herzegovina juga menyatakan kemerdekaan, yang memicu perang paling brutal dan berdarah di Yugoslavia.
Perang Bosnia melibatkan tiga kelompok etnis utama di negara tersebut, yaitu Muslim Bosnia, Serbia Bosnia, dan Kroasia Bosnia, yang masing-masing didukung oleh negara-negara tetangga.
Perang ini ditandai oleh kekejaman, pembantaian, pemerkosaan, dan pembersihan etnis yang menargetkan penduduk sipil. Salah satu contoh paling terkenal adalah pembantaian Srebrenica pada tahun 1995, di mana sekitar 8.000 laki-laki dan anak laki-laki Muslim Bosnia dibunuh oleh pasukan Serbia Bosnia.
Perang di Yugoslavia baru berakhir pada tahun 1995, setelah perjanjian damai yang disponsori oleh Amerika Serikat ditandatangani di Dayton, Ohio.
Perjanjian ini mengakui kemerdekaan Slovenia, Kroasia, dan Bosnia-Herzegovina, serta membentuk sebuah federasi antara Serbia dan Montenegro sebagai Republik Federal Yugoslavia.
Namun, konflik masih berlanjut di Kosovo, sebuah provinsi di Serbia yang mayoritas penduduknya adalah etnis Albania, yang menuntut kemerdekaan.
Pada tahun 1998, terjadi pemberontakan bersenjata antara gerilyawan Kosovo dan pasukan Serbia, yang memicu intervensi militer NATO pada tahun 1999.
NATO melakukan pengeboman udara terhadap Yugoslavia selama 78 hari, hingga Milosevic menyetujui penarikan pasukannya dari Kosovo.
Kosovo kemudian ditempatkan di bawah administrasi PBB, dan menyatakan kemerdekaannya secara sepihak pada tahun 2008.